Aspek kesejarahan Kabupaten Muara Enim sebagai salah satu daerah tertua di Indonesia, sesungguhnya memiliki acuan artefaktual dan arkeologis yang sangat kuat. Fakta ini dibuktikan dengan ditemukan naskah kuno dari bahan kulit kayu kahas, beraksara Surat Ulu (Ke Ge Nge). Naskah itu berjudul Bebue Karang Enim, terdiri dari 2 (dua) naskah.
Naskah yang ditulis dalam Bahasa Melayu Muara Enim itu menyebutkan beberapa nama ulama penyebar pertama agama Islam di Bumi Serasan Sekundang. Naskah itu juga menyebutkan daerah yang kali pertama didirikan, bernama Tamblang Patang Puluh Bubung (Empat Puluh Bubung/Rumah). Daerah ini didirikan oleh 4 (empat) orang ulama, yaitu (1) Syaikh Jalaluddin, (2) Achmad Muhammad, (3) Yusuf Ibrahim, dan (4) Ja’far Siddiq.
Empat ulama ini membuka kawasan untuk pemukiman 40 orang murid mereka, karena itu kawasan pemukiman itu lalu dinamakan Tamblang Patang Puluh Bubung. Syaikh Jalaluddin melalui suatu musyawarah disepakati sebagai haje (raja atau pemimpin) pertama di Tamblang Patang Puluh Bubung. Luas wilayah Tamblang Patang Puluh Bubung mencakup beberapa kecamatan yang kini tergabung dalam Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat.
Kawasan berikutnya yang didirikan adalah Tanjung Enim (Tanjungan Aik Hening) dan Semende. Tanjung Enim didirikan oleh Syaikh Jalaluddin dan penguasa untuk memerintahnya diserahkan kepada muridnya bernama Raden Pelawa atau Raden Muda Adiguna (tahun 1378 M). Sedangkan Semende didirikan oleh anak angkat Syaikh Jalaluddin, bernama Syaikh Jalil Cakra Birawa (Puyang Kemping) bersama Rie Carang Sakti Jaka Adipati dan Tukadi Aro (Raden Penata Paku Alam) pade tahun 1447 M.
Berdasarkan krorologis alur isi naskah kuno itu dapat diketahui terdapat 11 (sebelas) tokoh ulama pendiri dan penguasa pemerintahan pertama di Muara Enim, yaitu:
1) Syaikh Jalaluddin
2) Achmad Muhammad
3) Yusuf Ibrahim
4) Ja’far Siddiq
5) Raden Pelawa (Raden Muda Adiguna)
6) Syaikh Jalil Cakra Birawa (Puyang Kemping)
7) Rie Carang Sakti Jaka Adipati
8) Tukadi Aro (Raden Penata Paku Alam)
9) Jati Kusuma
10) Batara Angkasa
11) Manggala (dari Tulang Bawang)